Dewa Xuan Tian Shang Di () merupakan
salah satu dewa penting, dalam ritual pemujaan kepercayaan Tao.
Dikisahkan beliau merupakan representasi dari kura-kura hitam (北方玄武).
Salah satu dari empat binatang sakral penyangga klenteng ,yang juga
dipercaya sebagai penguasa dunia bagian utara dan memiliki kemampuan
untuk memperpanjang umur seseorang.
Konon sebelum menjadi dewa beliau bernama Xuan Wu (玄武) hidup
di masa pemerintahan Kaisar kuning (raja legenda, sebelum dinasti Xia
berdiri). Merupakan seorang pertapa yang sangat sakti. Demi memperoleh
jiwa yang suci dan menjadi seorang dewata. Beliau rela membelah perutnya
sendiri agar dapat mencuci lambung dan ususnya pada sebuah sungai.
Keteguhan hatinya ini, menarik perhatian langit yang kemudian
mengangkatnya menjadi raja penguasa wilayah utara. Dengan gelar Xuan
Tian Shang Di (玄天上帝) yang berarti Raja maha sakti yang misterius. Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) dikisahkan menguasai kelima elemen (五行) sekaligus dan cakap dalam menggunakan ilmu sihir.
Awalnya,
beliau dipuja sebagai dewa pelindung bagi para ahli –ahli ilmu silat
serta keselamatan anak-anak. Hingga pada masa Dinasti Ming, Dewa Xuan
Tian Shang Di (玄天上帝) diberi gelar sebagai dewa pendiri dinasti. Sebab dipercaya sang Dewa telah menolong Zhu Yuan Zhang (朱元璋) yang pernah mencari perlindungan di gunung Wudang ( 武當山 ) dalam usahanya mendirikan dinasti itu. Hal ini lantas meningkatkan jumlah pemujaan terhadap dewa tersebut.
Seorang sastrawan di jaman itu, Yu Xiang Tou menulis sebuah novel yang menjadikan Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) sebagai tokoh utamanya. Novel ini berjudul catatan perjalanan ke Utara (Bei You Ji) / Pak Yu Ki.
Dalam novel itu, dikisahkan bahwa Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) merupakan titisan dari raja langit, sang Kaisar pualam,(玉皇大帝). Pada suatu waktu karena tertarik akan kecantikan sebuah pohon, beliau(玉皇大帝) melepaskan
roh-nya yang ketiga untuk bereinkarnasi ke dunia. Roh-nya ini terlahir
sebagai seorang pangeran, di masa remajanya sang Pangeran mulai
menyadari hakikatnya sebagai seorang dewa, maka ia-pun melanjutkan hidup
sebagai pertapa demi mencapai kesempurnaan dan kembali hidup di
kahyangan.
Sang Pangeran harus menjalani hidup sebagai pertapa hingga tiga kali reinkarnasi (salah satunya di gunung Wudang ( 武當山 )) sebelum mencapai kesempurnaan dan menjadi dewata.
Yu Huang dadi (玉皇大帝) kemudian
memberinya tugas pertama untuk membersihkan wilayah di bagian utara
semesta yang saat itu dihuni oleh berbagai jenis hantu dan siluman.
Demi melaksanakan tugasnya ini, sang Pangeran menaklukkan salah satu
penyihir yang terkuat di dunia saat itu Zhao Gong Ming ( 趙公明) dan merekrutnya sebagai pembawa bendera kebesarannya yang berwarna hitam dalam ekspedisi utara.
Ternyata
pemimpin tertinggi seluruh kejahatan di Utara adalah siluman ular dan
kura-kura , kedua siluman ini sebenarnya berasal dari diri sang Pangeran
sendiri , sewaktu hidup di dunia sang Pangeran pernah membuang usus dan
lambungnya kedalam sungai demi menyucikan dirinya. Konon lambung inilah
yang kemudian menjelma menjadi siluman kura sementara siluman ular
berasal dari usus sang Pangeran. Kedua siluman ini sangat kuat. Sebab
selama masih berada di dalam perut sang Pangeran mereka turut menyerap
energi yang dihasilkan oleh sutra-sutra dan mantra-mantra Tao yang rajin
dibaca oleh sang Pangeran pertapa.
Demi mengalahkan kedua siluman ini, sang Pangeran terpaksa meminjam pedang pusaka Lǚ Dòngbīn (呂洞賓).
Berkat pedang pusaka sakti itulah, sang Pangeran berhasil mengalahkan
kedua siluman dan menjadikan mereka sebagai alas kakinya.Sang
pangeran-pun segera melapor ke istana langit dan mendapatkan penghargaan
dari Yu Huang Dadi (玉皇大帝). Beliau diberi gelar Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) dan berkuasa sebagai raja di wilayah utara. Jabatannya hanya satu tingkat dibawah sang Kaisar Pualam (玉皇大帝)
Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) konon sangat menyukai pedang pusaka milik Lǚ Dòngbīn (呂洞賓).
Beliau tidak berkenan mengembalikannya pedang itu kepada pemilik
aslinya. Bahkan memaksa sang Pemilik mengambil sendiri pedang itu dari
tangannya. Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) senantiasa mengengam erat pedang itu, namun pada akhirnya pedang itu justru terbang kembali kearah Lǚ Dòngbīn (呂洞賓).
Novel ini semakin meningkatkan popularitas Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) dalam
mitologi Tiongkok, kini selain sebagai dewa pelindung para tokoh silat,
anak-anak serta dinasti Ming, beliau juga dikenal sebagai dewa
penakluk segala setan, siluman dan ilmu-ilmu sihir.
Konon, rupang beliau merupakan wujud dari kaisar Yongle (永樂)dari Dinasti Ming. Sang kaisar memaksa setiap pemahat di jaman itu untuk membuat wujud rupang Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) sesuai
dengan dirinya. Karena ia memerlukan legalitas dari sang Dewa untuk
menjalankan perannya sebagai raja di kemudian hari. Sebab Yong Le (永樂) menjadi raja setelah membunuh pewaris tahta yang sesungguhnya Zhu Yunwen (朱允炆) yang juga masih terhitung keponakannya sendiri.
Rupang Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) menggenakan jubah perang lengkap, dengan rambut panjang yang terurai sesuai dengan ciri kaisar Yong Le (永樂). Tangan kanannya selalu mengenggam erat sebuah pedang pendek yang merupakan pedang pusaka Lǚ Dòngbīn (呂洞賓).
Salah satu kakinya terlihat tengah menginjak kura-kura yang dibelit
oleh seekor ular. Mereka merupakan perwujudan dari kedua raja siluman
yang ditaklukkannya di wilayah utara dalam kisah Bei You Ji.
Motif
cangkang kura-kura terlihat unik, hampir menyerupai goresan-goresan
pedang. Sementara ular senantiasa melilit di tubuh kura-kura itu. sebab
menurut kisahnya si kura-kura belum sepenuhnya sadar dan apabila tidak
selalu diawasi dia akan lari kedunia untuk mencuri ternak.
Di gunung Wudang ( 武當山 )
terdapat sebuah sumur yang bernama Mo Zhen Jing, yang konon dikatakan
merupakan peninggalan dari sang Dewa. Sumur itu tidak pernah kering dan
airnya dianggap berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Di Indonesia sendiri, Salah satu Klenteng pemujaan Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) , yang relatif ramai dikunjungi oleh para peziarah berada di welahan Jawa Tengah.
Menurut mitos yang dipercayai penduduk sekitar, banyak orang sakit yang
berdoa meminta kesembuhan kepada Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) di klenteng ini dan terkabul. Reputasi Klenteng ini-pun tersebar luas hingga ke manca negara.
Sementara di Malaysia figur siluman ular dan kura-kura dihilangkan, sebagai gantinya mereka menjadikan Jenderal Wan Gong (萬公)dan Wang Ma (萬媽) sebagai pengawal Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝). Kedua jenderal diyakini merupakan keturunan rumpun melayu yang pernah hidup dan menjadi pahlawan bagi masyarakat lokal.
Peringatan terhadap Dewa Xuan Tian Shang Di (玄天上帝) diadakan setiap tanggal tiga bulan tiga menurut sistem penanggalan tiongkok dan tanggal Sembilan bulan Sembilan imlek (TAF)
Ref:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar