Minggu, 29 April 2012

Biksu agung dari hakka dan chaozhou



Biksu Dafeng lahir di kota Wenzhou, propinsi Zhejiang pada tahun 1039 (pada masa kerajaan Song) dengan nama Lin Ling´e. Pada tahun 1095 setelah berhasil lulus dari ujian kenegaraan,beliau diangkat menjadi kepala distrik Shaoxing. Namun karena melihat sifat culas para birokrat dan tidak bersedia turut campur dalam budaya korupsi yang merajalela. Tidak lama kemudian beliau meninggalkan jabatannya serta memutuskan untuk menjalani laku sebagai seorang biksu pengelana.

Sekitar tahun 1120, beliau tiba di desa Heping yang terletak didaerah Chaozhou (Tiocu) dan menetap di sebuah kuil yang telah lama ditelantarkan. Selain memperbaiki kuil biksu Dafeng juga membuka praktek pengobatan secara cuma-cuma. Alkisah pada suatu musim pancaroba, wilayah itu terserang wabah kolera. Banyak penduduk yang meninggal akibat wabah ini. Biksu Dafeng yang ahli pengobatan dan epidemi segera menyadari, bahwa wabah ini timbul sebagai akibat dari membusuknya jenazah-jenazah yang tidak dikuburkan dengan baik dan rapat.


Jenazah-jenazah ini biasanya tidak lagi memiliki sanak keluarga, mereka dimakamkan secara sederhana. karena tidak ada yang merawat makam mereka, seiring berjalannya waktu makam-makam tersebut rusak dan dari sisa-sisa jasad yang membusuk timbul wabah kolera.supaya wabah tidak semakin menyebar maka jasad-jasad tersebut tentu harus disempurnakan (dikremasi), sisa-sisa tulangnya juga wajib dihancurkan pula. Agar mendapat dukungan dari masyarakat sekitar, biksu Dafeng kemudian merancang sebuah upacara keagamaan penyempurnaan jenazah yang disebut xiu gu gu (修孤骨).
Hingga hari ini, meski telah mengalami banyak modifikasi dan pengeseran makna upacara penyempurnaan jenazah ala biksu Dafeng masih lazim dipraktekkan oleh masyarakat keturunan Tiocu dan imigran-imigran tiongkok di thailand dan malaysia.

Biksu Dafeng juga dikenal sebagai pembuat jembatan diatas sungai deras yang mengisolasi desa itu. Alkisah saat puncak musim hujan sungai pembatas desa heping sering meluap dan memakan korban jiwa. Merasa frustasi dan iba biksu Dafeng berjanji untuk mulai tahun depan akan mendirikan jembatan granit diatas sungai itu.

Janjinya ini ternyata justru menjadi bahan olok-olok warga sekitar, mereka menganggap tidak mungkin seorang biksu akan mampu membangun jembatan apalagi dari bahan granit yang mahal, orang-orang menyebut beliau sebagai biksu yang bermimpi membuat ¨sebuah istana di tengah sungai deras¨. Biksu dafeng sama sekali tak tersinggung dengan olok-olokan ini sebaliknya ia justru mulai berkelana demi mencari sumbangan dana, baru lima tahun kemudian dana tercukupi.

Setelah memiliki dana, dan sebelum memulai pembangunan biksu Dafeng mengadakan upacara sembahyangan untuk dewa sungai yang dipuji di daerah itu, tiba-tiba luapan sungai-pun berhenti selama tujuh hari, hal ini menandakan bahwa dewa sungai berkenan merestui niat tulus biksu Dafeng. Konon beliau sendirilah yang memimpin proyek pembangunan jembatan ini. Sebab dipercaya beliau juga menguasai ilmu arsitektur.

Pembangunan jembatan ini direncanakan terdiri dari 19 buah dan dibangun dalam sembilan tahap, sayangnya sebelum proses terakhir selesai biksu Dafeng telah meninggal dunia, tepatnya pada tahun 1127. proyek ini kemudian dilanjutkan oleh muridnya yang bernama Tsai Kung Yuan hingga jembatan granit itu selesai dan beroperasi. Sebagai ucapan syukur penduduk Heping mendirikan sebuah kuil untuk mengenang biksu Dafeng disamping jembatan itu. Mereka juga memberi gelar Song Dafeng (宋大蜂) Zu Shi yang berarti biksu Dafeng (kebanggaan) dinasti Song.

Jenazah beliau dimakamkan di gunung Shi Wei Shan, saat ini kawasan gunung tersebut telah dibangun sedemikian rupa oleh para pengikutnya, menjadi sebuah obyek wisata yang cukup terkenal di daratan tiongkok. Konon sebagian pengikutnya menyatakan bahwa di makam beliau hanya terdapat sebuah sandal sebab mereka percaya bahwa raga biksu Song Dafeng ikut terbang kelangit menjadi dewa. Beliau diwujudkan sebagai seorang biksu muda yang tegap sambbil membawa sebatang jamur giok.

Biksu Can kui zu Shi bernama asli Pan Liao Quan (阪撩拳) disebut juga sebagai Malaikat Pelindung masyarakat Hakka. Konon semenjak bayi, tangan kirinya mengalami disfungsi. Hingga pada suatu hari seorang biksu setengah dewa menyembuhkannya dengan menulis kata ¨tinju sakti¨ pada telapak tangan kirinya. Beliau kemudian mulai mempelajari dharma hingga akhirnya mendirikan vihara pertama di bukit Yun Nan Shan, Mei Xian, Guangdong bernama Ling Guang Si. Kini vihara itu telah menjadi sebuah Obyek wisata yang dikenal akan kebersihan dan kesakralannya.

Semasa hidup biksu Pan Liao Quan (阪撩拳) mengajarkan prinsip membina diri berdasarkan prinsip Can (malu) dan Kui (penyesalan). Bersikap malu dan menyesal karena perbuatan baik yang dilakukan setiap hari masih saja terlihat kurang dan tidak dapat dibandingkan dengan jasa para suci serta kaum pahlawan.

Dalam kesehariannya beliau juga dikenal sebagai ahli astronomi dan pengobatan yang senantiasa memberikan pertolongan secara cuma-cuma kepada masayarakat di sekitarnya. Menurut sebuah catatan riwayat beliau meninggal di tahun 861. hari peringatannay diadakan setiap tanggal 25 bulan ketiga menurut sistem penanggalan tiongkok. Beliau digambarkan sebagai seorang biksu muda yang tengah memaki jubah kuning keemasan.

Bersama Qing Shui Zu Shi , kedua biksu dihormati sebagai manusia-manusia dewa dalam ajaran agama Tao, namun Kedua biksu ini dihormati dan dipuja dalam jumlah umat yang lebih sedikit. Song Dafeng Zu Shi hanya dipuja oleh masyarakat Tiocu dan Can Kui Zu Shi diperingati oleh para umat keturunan Hakka. Keduanya meski belum mencapai tahap kebudhaan dan sama sekali tidak tercantum dalam silsilah para buddha, namun telah menjadi tokoh-tokoh humanis yang mewakili peran umat buddha dimasa lalu. Mereka dihormati bukan semata-mata karena keajaiban dan kesaktian namun lebih atas penghargaan bagi karya kemanusiaan mereka.

Song Dafeng Zu Shi berderma untuk menyempurnakan jasad-jasad yang tidak lagi memiliki keturunan dan keluarga sementara Can Kui Zu Shi menyembuhkan orang -orang yang sakit secara cuma-cuma (TAF)

Ref:

http://qingde.multiply.com/
http://jindeyuan.org/
Qingshui Zushi – 清水祖師 cosukong -祖師公 By: chingik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar