Policy and Disclaimer
Buku ini berisi 7 cerita lepas, yang masing-masing mengisahkan tentang peristiwa-peristiwa yang meski langka namun bisa dialami siapa saja dalam sebuah kota fiksi bernama Ford Country (konon terilhami dari Yoknapatawpha County –nya, William Faulkner).Wilayah Ford County sempat beberapa kali dijadikan latar tempat dalam karya-karya novel John Grisham (A Time to Kill, The Summons, The Chamber, The Last Juror dan Sycamore Row).
Cerita pertama berjudul Perjalanan Berdarah, dalam kisah ini saya menemukan semacam satir dan ironi, bahwa ternyata tokoh yang paling brengsek namun berpengalaman justru sanggup bertahan dan memperoleh hasil akhir yang lumayan jika dibandingkan dengan tokoh protagonis yang selalu lurus dan patuh (tanpa mengerti tentang konsep dasar kepatuhannya itu).
Cerita kedua berkisah tentang mantan –mantan narapidana, yang melakukan perjalanan untuk “menjemput” jenasah adiknya yang akan dan segera dihukum mati. John Grisham sendiri dalam beberapa kesempatan, pernah menyatakan penentangannya akan konsep hukuman mati. dikisah ini sang Penulis tampaknya mengemukakan kembali sikapnya itu, lewat sindiran tentang proses pelaksanaan hukuman mati, yang meski diatur agar tampak menenangkan dan sakral namun ternyata tetap menakutkan bagi sang Terhukum. Menyedihkan bagi para keluarga terpidana dan dalam proses-nya tetap dilakukan secara biadab dalam kacamata umum.
Hal lain yang layak dicatat dalam kisah ini, adalah bahwa sisi emosional dan psikologis sang tokoh utama mampu dieksploitasi dan dikembangkan sedemikian rupa oleh penulis-nya. Sebagian besar kritikus sepakat dari keseluruhan isi buku,cerita “Menjemput Raymond” adalah yang paling menarik.
Cerita ketiga merupakan kisah pertama (dalam buku ini) yang menyoroti praktik pengacara. Penting untuk dibaca dan ditelaah mengingat John Grisham dikenal karena kepiawaiannya menulis kisah-kisah fiksi yang berdasarkan pengalamannya selama aktif sebagai konsultan hukum.
Berkisah tentang seorang pengacara di Ford County yang perjalanan kariernya begitu stagnan serta membosankan dalam keadaan hampir depresi namun tetap mampu berpikir jernih dan berkepala dingin. Dia memanfaatkan setiap peluang dalam sebuah pertaruhan terakhir, untuk membereskan semua permasalahan di sekeliling kehidupannya, dengan cara yang sepenuhnya legal tentu saja.
Cerita Keempat mengisahkan Seseorang yang bangkit dan membangun dirinya dengan pengetahuan (trik judi dalam hal ini) untuk membalas dendam kepada istri yang mengkhianati pernikahan mereka demi gairah, nafsu dan kekasih baru-nya. Dibahas beberapa skema Invenstasi maupun penipuan finansial disini, dengan memanfaatkan celah-celah hukum, baik undang –undang yang mengatur warga asli maupun peraturan Negara federal yang kadang bertumpang-tindih dengan hukum lokal di Negara bagian itu.
Singkatnya ini tentang satu orang yang berhasil menembus sistem hukum di Amerika yang konon sengaja dibuat untuk menciptakan orang kaya baru dan melindungi kekayaan mereka.
Cerita kelima kembali lagi menyoroti tentang profesi pengacara terhadap konsekuesi dari suatu tugas “pembelaan”, akan selalu ada pihak yang dikalahkan baik oleh karena kepandaian sang pengacara maupun sistem hukum itu sendiri. Bahwa pihak yang dikalahkan ini belum tentu bersalah dan tentu saja tidak akan bisa menerima hasil yang hanya adil menurut peraturan hukum dan pengadilan.
Cerita keenam tentang penipuan kerah putih serta spionase, yang meski menjijikkan namun legal dan memiliki celah dimata hukum, yang kemudian digunakan oleh sejumlah pihak untuk mencari penghasilan.Suatu budaya kotor yang justru lahir dari gaya hidup penuh keberadaban warga Amerika, termasuk di Ford County.
Cerita terakhir menyoroti tentang kekuatan gosip. Di sebuah daerah pinggiran yang masyarakatnya saling mengenal, Gosip adalah sesuatu yang ingin didengar dan dihembuskan, gosip – gosip macam ini, meski tidak terbukti kebenarannya sama sekali. Mampu mengarahkan opini publik yang lebih menghakimi dari setiap sidang pengadilan. Dalam kisah ini penulis juga mencoba bermain-main dengan isu-isu LGBT dan wabah penyakit HIV- Aids yang tergolong baru waktu itu ( menurut klaim penulis kisah ini terjadi pada pertengahan tahun 1980-an).
selama review ini dibuat saya sudah membaca 2 karya penulis sebagai bahan perbandingan, sebuah novel berjudul surat wasiat / The Testament dan buku semi biografi berjudul The Innocent Man: Murder and Injustice in a Small Town. Setiap kisah dalam buku ini, jelas ditulis secara baik dengan penelitian data yang luar biasa. Seperti karya-karya John Grisham lainnya, yang senantiasa mampu membuat kita berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan baru, membuat kita percaya bahwa aturan hukum memang pada dasarnya dibuat untuk memberikan rasa keadilan dan keamanan, serta menyadarkan kita akan peran aturan hukum yang sangat penting dan mengikat. Detail-detail yang digunakan untuk menyempurnakan kisah juga tersaji cukup akurat.
Menurut penilaian saya pribadi, kisah yang paling menarik adalah “Anak yang aneh”, saya seolah bisa turut merasakan secara emosional berada dalam posisi sang Antagonis dalam cerita tersebut. Sedangkan tentang kisah “Menjemput Raymond”, jika hanya berbicara tentang kontroversial hukuman mati dan pelaksanaannya, John Grisham telah mengisahkannya secara lebih detail dalam The Innocent Man: Murder and Injustice in a Small Town.
Sebuah novel adalah karya fiksi, namun terkadang beberapa fakta umum juga dipaparkan demi membangun cerita novel tersebut, fakta-fakta umum ini jika bisa ditemukan sanggup menjadi semacam pengetahuan baru yang bisa didapatkan oleh pembaca, dalam novel-novel karya John Grisham ini biasanya saya mendapati beberapa istilah, fakta hukum, maupun rincian beberapa kasus-kasus terkenal. Sementara dalam kumpulan cerpen Ford County ini saya juga sempat mendapati beberapa fakta “kecil” menarik (yang tentu harus saya gali lagi detail-detailnya).
Pertama tentang praktik suku asli (Indian) untuk membuka areal resort hiburan merangkap perjudian sebagai lahan usaha untuk keberlangsungan suku mereka, fakta menarik yang jarang dibeberkan dalam buku pengetahuan umum dan sejarah, juga tentang Jenderal Nathan Bedford Forrest seorang pahlawan wilayah Selatan yang membidani kelahiran kelompok white supremacy KKK yang juga sempat diisukan menjadi pemimpin tertinggi pertamanya.
Tentu saja saya bisa yakin seratus persen kalau penyebutan Jenderal Bedford hanyalah semata-mata digunakan untuk membangun unsur cerita sebab John Grisham sendiri justru secara pribadi terlibat aktif dalam kampanye untuk mendesain ulang bendera Negara bagian Mississippi demi menghilangkan setiap unsur warna yang melambangkan kelompok konfederasi. (TAF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar