Karya Yasunari Kawabata yang aslinya berjudul “Yama No Oto” atau The Sound Of
The Mountain ini, sebenarnya telah lama saya beli. Sempat pula saya baca
beberapa bab namun karena kesibukan satu
dan lain hal di kala itu, novel ini belum sempat saya tuntaskan dan terpaksa
berada dalam tumpukan buku-buku yang
“mungkin” tidak akan pernah saya baca sampai selesai. Baru 1-2 tahun kemudian,
diwaktu yang luang (membutuhkan kurang lebih semingguan) saya mencoba untuk “benar-benar” membaca salah satu novel
terpanjang karya sastrawan Maestro dari
Jepang ini.
Alur ceritanya berjalan dengan lambat, mengisahkan tentang kehidupan sebuah keluarga biasa di kota Tokyo lengkap dengan setiap permasalahan yang mereka hadapi, Sepintas permasalahan-permasalahan ini tampak klise dan umum, namun justru lewat pembahasan, sikap dan tindak tanduk para pelaku-nya sepanjang novel ini, penulis mengajak kita untuk menyoroti isu-isu sosial yang terjadi dikala itu, masa modernisasi dan kebangkitan sesudah era perang (berdasarkan tahun penulisannya antara tahun 1949-1954, mungkin perang yang dimaksud adalah Perang Dunia II).
Alur ceritanya berjalan dengan lambat, mengisahkan tentang kehidupan sebuah keluarga biasa di kota Tokyo lengkap dengan setiap permasalahan yang mereka hadapi, Sepintas permasalahan-permasalahan ini tampak klise dan umum, namun justru lewat pembahasan, sikap dan tindak tanduk para pelaku-nya sepanjang novel ini, penulis mengajak kita untuk menyoroti isu-isu sosial yang terjadi dikala itu, masa modernisasi dan kebangkitan sesudah era perang (berdasarkan tahun penulisannya antara tahun 1949-1954, mungkin perang yang dimaksud adalah Perang Dunia II).